Courtasy by:Yulita Sari
> Huahahahaha. . guys,, simaklah cerita ini baik2.. jgn smp
>thp38 junior mengalaminya kekekekekek. .
> Membeli Waktu Papa
>
> Steven adalah seorang karyawan perusaahan yang cukup
>terkenal di
>baru berusia 6 tahun bernama Leo dan putra ke dua berusia
>dua tahun bernama Kristian. Seperti biasa jam 21.00
>Steven sampai di rumahnya di salah satu sudut
>setelah seharian penuh bekeja di kantornya. Dalam
>keremangan lampu halaman rumahnya dia melihat Leo putra
>pertamanya di temani bik Yati pembantunya menyambut
>digerbang rumah.
>
> "Kok belum tidur Leo?" sapa Steven sambil mencium
>anaknya. Biasanya Leo sudah tider ketika Steven pulang
>dari kantor dan baru bangun menjelang Steven berangkat ke
>kantor keesokan harinya.
>
> "Leo menunggu Papa pulang, Leo mau tanya, gaji Papa itu
>berapa sih Pa?" kata Leo sambil membuntuti papanya.
>
> "
>
> "Leo Cuma pingin tahu aja kok Pah?
>
> "Baiklah coba Leo hitung sendiri ya. Kerja papa sehari
>di gaji Rp 600.000,-, nah selama sebulan rata-rata
>dihitung 25 hari kerja. Nah berapa gaji papa sebulan?"
>
> "Sehari Papa kerja berapa jam Pa?" tanya Leo lebih
>lanjut.
>
> "Sehari papa kerja 10 jam Leo, nah hitung
>melepas sepatu dulu."
>
> Leo berlari ke meja belajarnya dan sibuk mencoret-coret
>dalam kertasnya menghitung gaji papanya. Sementara Steven
>melepas sepatu dan meminum teh hangat buatan istri
>tercintanya.
>
> "Kalau begitu, satu bulan Papa di gaji Rp 15.000.000,- ,
>ya Pah? Dan satu jam papa di gaji Rp. 60.000,-." Kata Leo
>setelah mencorat-coret sebentar dalam kertasnya sambil
>membuntuti Steven yang beranjak menuju kamarnya.
>
> "Nah, pinter kamu Leo. Sekarang Leo cuci kaki lalu
>bobok." Perintah Steven, namun Leo masih saja membuntuti
>Steven sambil terus memandang papanya yang benrganti
>pakaian.
>
> "Pah, boleh tidak Leo pinjam uang Papa Rp. 5.000,-
>saja?" tanya Leo dengan hati-hati sambil menundukkan
>kepalanya.
>
> "Sudahlah Leo, nggak usah macam-macam, untuk apa minta
>uang malam-malam begini. Kalau mau uang besok saja, Papa
>
>tidak terlambat ke sekolah!"
>
> "Tapi Pah.."
>
> "Leooo!! Papa bilang tidur!"bentak Steven mengejutkan
>Leo.
>
> Segera Leo beranjak menuju kamarnya. Setelah mandi
>Steven menengok kamar anaknya dan menjumpai Leo belum
>tidur. Leo sedang terisak pelan sambil memegangi sejumlah
>uang. Steven nampak menyesal dengan bentakannya.
>Dipegangnyalah kepala Leo pelan dan berkata: "Maafkan
>Papa ya nak. Papa sayang sekali pada Leo." ditatapnya Leo
>anaknya dengan penuh kasih sambil ikut berbaring di
>sampingnya.
>
> "Nah katakana pada Papa, untuk apa sih perlu uang
>malam-malam begini. Besuk
>5.000,-, lebih banyak dari itupun akan Papa kasih."
>
> "Leo nggak minta uang Papa kok, Leo cuma mau pinjam.
>Nanti akan Leo kembalikan, kalau Leo udah menabung lagi
>dari uang jajan Leo."
>
> "Iya, tapi untuk apa Leo?" tanya Steven dengan lembut.
>
> "Leo udah menunggu Papa dari sore tadi, Leo nggak mau
>tidur sebelum ketemu Papa. Leo pingin ngajak Papa main
>ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang
>bahwa waktu papa berharga. Jadi Leo ingin beli waktu
>Papa."
>
> "Lalu." tanya Steven penuh perhatian dan kelihatan belum
>mengerti.
>
> "Tadi Leo membuka tabungan, ada Rp 25.000,-. Tapi karena
>Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 60.000,-, maka
>untuk setengah jam berarti Rp. 30.000,-. Uang tabungan
>Leo kurang Rp. 5.000,-. Maka Leo ingin pinjam pada Papa.
>Leo ingin membeli waktu Papa setengah jam saja, untuk
>menemani Leo main ular tangga. Leo rindu pada Papa." Kata
>Leo polos dengan masih menyisakan isakannya yang
>tertahan.
>
> "Steven terdiam, dan kehilangan kata-kata. Bocah kecil
>itu dipeluknya erat-erat, bocah kecil yang menyadarkan
>bahwa cinta bukan hanya sekedar ungkapan kata-kata belaka
>namun berupa ungkapan perhatian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar